21 Agu 2008

Pembubaran FPI, perlukah?

Headline di televisi dan surat kabar beberapa waktu yang lalu tentang pembubaran dan penangkapan anggota FPI. Peristiwa yang bermula dari kerusuhan di Monas itu berbuntut panjang, para ormas Islam dan ormas sosial lainnya berbondong-bondong turun kejalan dan markas FPI. Tujuannya adalah untuk melakukan pembubaran FPI.



Perlukah FPI dibubarkan? Apa yang menyebabkan begitu besarnya hasrat ormas-ormas tersebut untuk melakukan pembubaran FPI ? Alasan terbesarnya adalah karena FPI melakukan aksi main hakim sendiri, menutup, menghancurkan dan memberikan peringatan kepada oknum pemilik tempat mesum dan maksiat.



Apakah ini salah ? Dari kacamata hukum memang sudah jelas bahwa FPI bersalah karena mereka melakukan pelanggaran hukum. Tapi apakah aparat penegak hukum itu menyadari bahwa tugas mereka telah disedikit diringankan oleh FPI. FPI melakukan pengrusakan itu benar dan salah di depan hukum. Anggota FPI tidak segan-segan menghancurkan tempat maksiat itu “MEREKA” yang seharusnya bertugas untuk itu menutup mata dan diam. Mengapa ? Karena tempat prostitusi memberikan mereka upeti atau jatah preman dan itu yang menyebabkan mengapa razia di diskotik dan tempat prostitusi selalu bocor ? Anda bisa menyimpulkannya sendiri.



Kasus yang menimpa FPI dan AKKB yang disebut tragedi monas juga tak luput dari intrik dan permainan segelintir orang yang biadab, mengadu domba kedua kubu tersebut. Mengapa hanya anggota FPI yang ditangkap? Tapi anggota AKKB tidak ada satupun yang dipintai keterangan. Inikan janggal? Apakah itu yang namanya keadilan. Hanya karena aksi yang “DIREKAM” hanya membuat kesalahan FPI. Tapi tidak mengetahui asal-usul mengapa mereka sampai berseteru. Menunjukkan ada sesuatu yang bermain dibelakangnya.



Ini adalah suatu bahan pemikiran buat kita sebagai umat Islam dan umat lainnya agar selalu bahu membahu membantu tugas aparat dalam menegakkan hukum. Dan tidak memvonis seseorang hanya karena dia melakukan kesalahan, tanpa melihat alasan yang melatarbelakanginya.



1 komentar:

Anonim mengatakan...

ooh ini blognya putra eka juga toh.. kirain putra eka yg mana..